Monthly Archives: Januari 2009
Bola-Bola Bakso Cryspi Aneka Rasa
Subuh yang mendung, tidak lama hujan deraspun turun. Aku mulai pagi ini dengan minum air putih segelas, dilanjutkan satu potong roti dan diakhiri satu gelas the hijau tawar panas. Cukup untuk membangkitkan semangat untuk memulai pagi ini. Mau mulai apa ya, mau mencuci jelas nggak bisa menjemur, pakaian yg dicuci kemarin pun belum kering, akhirnya terdampar di depan TV, berita yg disuguhkan ada yg menyenangkan, katanya BBM akan turun lagi, namun ada yg buat aku deg-degan, harga cabe dan beberapa sayur akan segera meroket akibat hujan yg terus menerus, dan ada yg unik, dibatam ada satu pondok makanan namanya Pondok cinta, apa yg dijual disana? Yg dijual bakso cinta, uniknya bakso ini dicetak-cetak bentuk lovek kata sang penjual tadi.
Bakso, salah satu makanan dengan tren yg tidak pernah turun, selain enak dimakan dengan cara direbus saja baksopun dapat divariasikan dalam berbagai masakan bahkan bisa divariasi untuk bekal anak sekolah, yuk kita coba buat variasi aneka makanan bakso. Untuk teman2teman yg punya resep atau pengalaman mengolah aneka bakso bisa posting diblognya ya, atau yang belum ada blok, jika berkenan bisa kirim ke alamat email aku nanti aku coba posting di blog aku supaya teman2 yg lain bisa coba, kalo ada gambarnya juga boleh.
Aku coba bagi satu resep mengolah bakso, tapi maaf ya gambar yg aku hadirkan ini bakso favorit aku di kampung halaman bukan yg di resep.
Mampukah di saat krisis global ini kita “menabung”
Pagi yg terbangun beberapa kali khawatir kesiangan, hari pertama anak2 sekolah. Setelah melambaikan tangan mengantar mereka ke mobil jemputan, segera menutup pintu pagar dan membuka onggokan Koran yg terbungkus plastik, masih seputar Palestina, dan beberapa info menarik lainnya, Koran selesai pagi ini.
Sambil menunggu mesin cuci menyelesaikan tugasnya, aku buka TV -SCTV, rupanya Mas Uli dan Ibu Ligwina sedang ngobrol masalah krisis global yg nampaknya tidak akan segera expired. Prediksinya tahun 2009 akan semakin banyak yg akan kehilangan pekerjaan dan akhir-akhir ini pemerintah terus memotivasi untuk usaha2 micro berkembang baik karena usaha micro inilah yang diharapkan bisa mengurangi pengangguran, katanya Bank-Bank akan diminta untuk membantu permodalan usaha mikro .
Ehm kalo usaha micro bisa mengurangi pengangguran aku setuju banget, tapi masalah bank2 yg akan membantu sepenuhnya permodalah usaha micro, aku tanda tanya besar, terutama Bank2 pemerintah yg digembor2kan akan ditunjuk untuk kegiatan ini.
Ini murni pengalaman pribadi saat aku akan memperbesar usaha. Dengan segala syarat yg diminta untuk mengajukan suatu kredit ke Bank membuat aku mendaftarakan bisnis mini untuk menjadi legal ( ada SIUP, TDP, HO, NPWP) dgn biaya yg cukup besar untuk mendapatkan surat2 tersebut. dengan perasaan penuh harapan aku berjalan ke salah satu Bank yg katanya bisa mengucurkan dana untuk usaha micro tanpa jaminan asalkan usaha itu sdh cukup produktif.
berlibur ke- Taman Nasional Gunung Halimun-part 2
Menjelang sore, rasanya sama saja dari pagi, siang dan sore disini, udara sejuk, gerimis tipis, agak sulit matahari menembus, kami mulai lagi berjalan. Tujuan kali ini curug macan, jaraknya +/- 600 m dari tempat kami menginap. Mulai menyusuri hutan, makin kebawah jalan makin suram dan cukup terjal, mesti beberapa kali aku mencari pegangan pohon untuk melewati jalan yg menurun cukup tajam. Umumnya kalo belum pernah pergi ke suatu tempat yg dituju, rsanya lama sekali sampainya, namun saat pulang terasa cepat.
Sambil bertanya berbagai hal dengan Pak Apun-pemandu , kami terus menyusuri hutan. Pohon2 yg besar, semak yg rapat, sesekali menemukan anggrek hutan, pakis yg sangat besar, ada rumpun seperti pohon lengkuas namun besar sekali, menurut pemandu memang masih keluarga lengkuas tapi tdk bisa dikonsumsi. Yang mungkin agak kami hindari adalah pohon rotan yg cukup banyak tersebar di kiri dan kanan jalan, duri dipohon rotan tajam sekali, masih bersisa 3 tusukan duri rotan ditangan aku manakala aku spontan memegang bagian pohon untuk menjaga keseimbangan tubuh waktu menuruni jalan setapak yg cukup licin. Falla berkali-kali terpeleset karena jalan yg licin dan menurun.
Akhirnya sampailah kami di air terjun yg dituju, ehm walaupun air terjunnya tidak terlalu tinggi, namun tetap merupakan pemandangan yg membuat mulut mengucapkan asma Sang Kuasa, Pencipta Alam semesta dan betapa kaya dan indahnya Indonesia-ku. Rasanya berada ditempat seperti ini mustahil kalo saat ini Negara kita sedang krisis ekonomi. Apa saja dapat tumbuh di tanah yg subur tdk terjamah polusi bahan kimia, air mengalir deras bersih , tidak terlihat sampah plastik yg menggunung, musik alam dari kicauan burung tidak memekakkan telinga, sebenarnya kita sendiri lah yg merusak alam ini, yang merusak lingkungan sendiri, dan sekarang kita jugalah yg merasakan akibatnya. Banjir dimana-mana, longsor dimana-mana, kala kemarau kekeringan melanda, semoga kita segera cepat berfikir untuk mengembalikan kelestarian alam lagi . Read the rest of this entry
Berlibur ke -Taman Nasional Gunung Halimun-part 1
Mengisi liburan panjang dengan anak2 terkadang perlu pemikiran yg matang juga, kalo diajak ke mall saja rasanya mereka sudah sangat tidak tertarik, beberapa kali aku tawarkan ikut jalan2 ke mall sambil aku belanja kebutuhan catering, mereka bilang dirumah aja bu.
Rupanya bapaknya juga menangkap gejala anak2 pingin liburan ke tempat lain, siang itu my hubby bilang lagi konfirmasi ke Sumedang kalo tempat yang biasa kami pakai untuk liburan bisa diisi kembali. Setelah pihak sana oke, malah tidak jdi karena supir tidak bisa ikut dan aku tdk mengizinkan bapaknya bawa mobil pulang-pergi sendiri, tempat yg cukup jauh 6 jam perjalanan belum lagi medan yang cukup terjal pada saat mencapai tempatnya di puncak sebuah bukit. Anak-anak terlihat cukup kecewa, namun bapaknya sedang mencari tempat lain, dan bapaknya menawarkan wisata ke Taman Nasional Gunung Halimun, wah kali ini aku yg bingung, kondisi badan lagi kurang fit kalo mesti bepergian ke suatu tempat yg membutuhkan kondisi tubuh yg prima, belum lagi infonya disana kemungkinan tidak ada listrik dan diharapkan membawa perbekalan yg cukup karena 20 km jarak terdekat dari pemukiman penduduk.
Belum ada bayangan seperti apa tempat itu, ditengah hutan belantara, masih ada macan tutul, babi hutan, ular, elang, oa (sejenis kera) dan hutan yg masih cukup lebat. Malam sebelum berangkat aku sempat bilang bagaimana kalo aku tidak ikut saja kondisi badan kurang fit, my hubby diam saja, aku tahu dia berharap aku ikut, lah yg masak siapa kalo aku nggak ikut? Katanya disana ada yg masakin tapi belum tahu seberapa bisa mereka menyediakan makanan untuk kami berhubung yg jaga hutan laki2 semua.
Akhirnya kami berangkat juga dgn 2 teman dari Forum Badak Indonesia ( Mas Koen Setiawan) dan teman dari Komunitas Blog-Bogor (Falla), rombongan jadi 6 peserta, aku, suami, qila, alta, Mas Koen, dan Falla.
Tempat yg dituju hanya berdasarkan info seorang teman suami yg memang sudah pernah ke sana dan sedang disana by internet, ehm kemungkinan besar kesasar ada dalam bayangan aku. Mengikuti petunjuk yg ada, kami mengarah ke parung kuda, sukabumi. Mobil melaju dgn kecepatan sedang, seperti biasa arah Sukabumi selalu padat, akhirnya menemukan petunjuk arah ke
Bisnis-Catering Rumahan
Memulai bisnis Catering Rumahan
Memulai usaha catering rumahan sebaiknya dalam jumlah yg kecil dulu, misal untuk 10 rumah. Memasak dalan jumlah besar akan lain sekali cara pengerjaannya dengan jumlah kecil seperti untuk keluarga sendiri. Karena untuk bisnis catering rumahan kita setiap saat mesti membuat perhitungan biaya bahan pokok, biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan peralatan dan biaya tak terduga jika bahan pokok mengalami kerusakan. Terlebih saat ini harga bahan pokok dan pendukung tidak stabil.
Membuat variasi menu juga merupakan faktor penentu dalam catering rumahan, dan faktor kesabaran masuk dalam urutan berikutnya. Terkadang ada pelanggan minta menu khusus seperti kalo sup jangan pakai buncis atau kalo telur balado telurnya jangan digoreng lagi setelah direbus, atau sambal jangan terlalu pedas.
Ini sekelumit pengalaman aku dalam catering rumahan sebelum menginjak ke catering untuk berbagai event.
Untuk harga catering saat ini mungkin bisa dimulai dgn Rp.35.000,- /hari , makanan diantar jam 11.30 siang ( lain daerah akan lain harga bahan pokok dan pendukung, jadi bisa disesuaikan dgn situasi dan kondisi).
Survey harga catering di tempat lain sekitar tempat kita tinggal juga sangat bagus untuk menentukan harga catering kita, usahakan harga yg kita tawarkan lebih sedikit murah atau harga sama namun porsi lebih besar.
Sebagai pemain baru promosi merupakan hal penting. Bisa buat spanduk didepan rumah atau sebarkan brosur sederhana, dapat dititipkan ke tukang koran, tukang sayur, tukang roti atau tempat foto kopi yg ada di sekitar rumah kita. Atau saat arisan atau pengajian bisa kita berikan brosur tersebut. Juga kalo di dekat rumah ada sekolah, bisa kerjasama dgn pihak sekolah untuk catering anak2 bahkan guru2 juga bisa titipkan brosur untuk orang tua murid melalui guru2.
Yuk kita mulai berhitung.
Misalkan menu hari 1:
Nasi putih, ayam goreng saus mentega, Sup sayuran, tahu isi, kerupuk, sambal
Bahan yg diperlukan :
- 500 gr beras kwalitas sedang ( Rp.2.300)
- ½ kg ayam potong 6 ( biaya +/- Rp.13.000,)
- Bahan sup Rp.4.000,-
- 7 buah tahu putih ( biaya +/- Rp.2000,-)
- Toge & wortel utk isi tahu putih ( biaya +/- Rp.600,-)
- Kerupuk ( biaya Rp.2.000,-)
- Sambal ( biaya Rp.1.000,-)
- Biaya bumbu dan minyak goreng (Rp.4.000,-)
Total Biaya : Rp.29.000,- ( perhitungan biaya tertinggi)
Jika kita belanja dalam jumlah banyak , total biaya yg dikeluarkan bisa lebih hemat 30% jadi kira2 Rp.21.000,-
Perkiraan 1 bulan
- Biaya bahan pokok Rp.21.000,- x 30 hari = Rp.630.000,- x 10 = Rp.6.300.000,-
- Pemasukan : Rp.35.000,- x 30 hari = Rp.1.050.000,- x 10 = Rp.10.500.000,-
Harga Pemasukan tersebut belum dipotong biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan barang dan biaya tak terduga. Kurang lebih kita bisa mendapat keuntungan Rp.2.000.000,-/bulan selain biaya makan untuk rumah umumnya sudah tercover dari hasil masakan kita untuk catering.
Seperti ayam, umumnya kepala dan ceker tidak diberikan ke pelanggan dan bisa dimanfaatkan untuk rumah. Begitu juga kepala ikan, kepala udang, kaldunya bisa kita manfaatkan untuk dibuat kaldu sup untuk rumah.
Menjawab pertanyaan teman aku ( Mbak Atik) yg memulai bisnis catering rumahan dgn 2 anak yg masih kecil, paling tidak memperkerjakan 2 orang pembantu, bisa yg pulang hari, kerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Untuk pengantaran catering yg dekat bisa minta tolong pembantu, namun yg jauh aku biasanya sewa ojek dgn system embayaran bulanan, jauh lebih mulai dibandingkan sekali antar.
Untuk belanja bahan 2 catering jika tempat penyimpanan memadai bisa belanja 3hari sekali, namun jika tdk bisa memanfaatkan jasa tukang sayur dgn cara beli /pesan bahan yg kita butuhkan dalam jumlah kiloan, jika kita potong ongkos transport ke pasang dan jajan kita dipasar selisih harga dgn belanja di tukang sayur tdk terlalu jauh.
Umumnya tukang sayur juga memberikan harga beda jika kita bilang untuk catering dan menjadikan dia salah satu langganan kita. Sebaiknya kita mengetahui harga dipasar jadi bisa nego dgn tukang sayur. Misal, harga wortel di pasar Rp.4.000,-/kilo kalo sdh diecer dan dimasukkan plastik oleh tukang sayur harga per kilo mencapai Rp.7.000,- tapi jika kita langsung beli 1 kilo bisa mendapat harga Rp.5.000,- selisih Rp.1.000,- dgn kita beli dipasar, tapi kalo kita hitung transport dan biasanya ibu2 suka jajan dipasar akan sama saja bahkan terkadang jatuhnya lebih mahal belum lagi tenaga yg dikeluarkan.
Tips :
Rebus ayam hingga setengah matang, angkat ayam ungkep lagi dgn bumbu hingga lembut. Nah kaldu rebusan ayam tadi untuk sup.
Mudahan-mudahan sekelumit pengalaman di tas bisa bermanfaat. Salam dan semangat.